Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya
![Ilustrasi green building](https://asset.kompas.com/crops/U778e_zJYyQLG6PGWa_C06XaSbM=/38x0:1007x646/1200x800/data/photo/2022/06/23/62b3d60810670.jpg)
JAKARTA, - Produk elektronik ramah lingkungan dan hemat energi makin diminati, terutama untuk pasar "green building". Pasar inilah yang dibidik oleh Mitsubishi Electric di Indonesia, melalui PT Mitsubishi Electric Indonesia (MEIN) dan PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator (MJEE).
Komitmen Mitsubishi Electric untuk mendukung kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat melalui inovasi teknologi terdepan dan berkelanjutan ini sesuai dengan "Visi Lingkungan 2050".
Di Indonesia, Mitsubishi Electric menjual berbagai produk elektronik seperti pendingin ruangan seperti air conditioner (AC) dan kipas angin, Jet Towel, produk otomasi (factory automation) juga produk elevator dan tangga berjalan (eskalator).
Martin Simanjaya, General Manager Sales Department Living Environment Division Mitsubishi Electric mengungkapkan, penerapan "green building" di Indonesia sudah diadopsi lebih dari 10 tahun lalu.
Baca juga: Berkonsep Green Building, Pegadaian Resmikan Gedung Baru Senilai Rp 700 Miliar
Saat ini cukup banyak gedung di Jakarta yang mendapatkan sertifikat sebagai "green building" dari lembaga bernama Green Building Council Indonesia (GBCI). Namun, ada juga sertifikasi yang berasal dari luar negeri seperti dari Singapura dan Inggris.
"Untuk mendukung "green building", AC menjadi komponen utama. Produk-produk kami memang bisa memenuhi persayaratan untuk menghasilkan satu bangunan yang bisa disebut sebagai green building," ujar Martin di Jakarta, Jumat (27/4/2024) lalu.
Menyinggung pangsa pasar produk-produk Mitsubishi Electric di perkantoran di Jakarta, persentasenya berkisar 10-15 persen. Hal itu lantaran tidak semua gedung perkantoran mau disertifikasi dengan "green building" karena membutuhkan proses dan biaya.
"Mungkin sekitar 3-5 persen dari gedung yang sudah terserfikasi "green building" menggunakan produk kami. Produk kami banyak, mungkin untuk produk elevator presentasenya bisa lebih besar lagi,” ungkap Martin.
Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Estimasi Dana Jumbo Proyek Green Building di RI
Tambah TKDN
Sementara itu, Manager Sales & Marketing Department MJEE Ferdinand Djajasoekarsa menyebutkan selain menghasilkan produk ramah lingkungan, Mitsubishi Electric juga berkomitmen memperbesar tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari produk-produk yang dihasilkan.
"Kami terus mengembangkan produk yang komponennya bisa diproduksi di dalam negeri. TKDN produk elevator dan eskalator MJEE sekarang sudah mencapai 31,2 persen hingga 41,2 persen. Targetnya produk-produk tersebut memiliki TKDN minimal 40 persen," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan jika pembangunan gedung hijau tidak hanya penting untuk merespons isu lingkungan tapi juga perekonomian suatu negara.
Oleh sebab itu, Sri Mulyani menekankan, permasalahan pembiayaan untuk membangun gedung ramah lingkungan perlu segera diselesaikan. Sebab, diperlukan pendanaan yang besar untuk mendukung pembangunan gedung ramah lingkungan.
"Pembiayaan inovatif dan gedung berkelanjutan sangat penting untuk mentransformasi perekonomian kita," katanya, dalam Seminar on Energy Efficient Mortgage Development throughout ASEAN, Selasa (22/8/2023).
Data International Finance Corporation (IFC) menyebutkan, kebutuhan pendanaan pembangunan gedung berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik dalam kurun waktu 10 tahun ke depan mencapai 17,8 triliun dollar AS.
Sementara itu, Indonesia disebut membutuhkan investasi sekitar 200 miliar dollar AS. Nilai tersebut setara sekitar Rp 3.060 triliun (asumsi kurs Rp 15.300 per dollar AS).
Terkini Lainnya
- BTN Targetkan 20 Persen Posisi "Top...
- 100 Persen Produk Asli Indonesia, Le...
- Grand Batang City Luncurkan Produk Komersial...
- Kemendag dan Kemenperin Sepakat Bakal Pindahkan...
- Menkop-UKM Targetkan 10 UKM Melantai di...
- KAI Properti Dukung Kemandirian Sekolah di...
- Hadir di GIIAS 2024, Bank Saqu...
- Perluas Akses, Bank DKI Terus Kembangkan...
- Luhut Targetkan "Family Office" Terbentuk Sebelum Oktober 2024
- Soal Gaji PNS Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Tunggu Tanggal 16 Agustus...
- Pulang dari Timur Tengah, Luhut Lapor Jokowi dan Prabowo soal "Family Office"
- Di ASEAN, Hanya Indonesia yang Belum Punya Aturan Asuransi Wajib Kendaraan
- Tambang Batu Bara hingga Timah "Dipelototi" Simbara, Sri Mulyani: Pak Luhut Paling Berapi-api
- Ditopang Proyek IKN, Laba Bersih BSBK Naik 203,8 Persen di Semester I 2024
- Tumbuhkan Ekosistem Ekonomi Digital Indonesia, Lazada dan Berkat Jadikan Mitra Kurir sebagai Agen Perubahan
- BUMN Asabri Buka Lowongan Kerja untuk D4-S1, Simak Persyaratannya
- Serikat Pekerja Angkutan Tolak Wajib Asuransi bagi Mobil dan Motor
- Cara Buka Rekening Jenius dan Syaratnya
- Gagalkan Tambang Ilegal hingga Tagih Utang Pengusaha, Simbara Tambah Setoran Negara Rp 7,1 Triliun
- Aliran Modal Asing Mulai Masuk IHSG, Simak Rekomendasi Saham Pekan Ini
- Modus Permintaan Data Pribadi Makin Beragam. OJK Minta Masyarakat Tak Sembarang Bagikan Foto KTP
- Jadi Bank Kustodian, BSI Bidik Target 2.000 Rekening Dana Nasabah
- OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM PUAP Mugi Rahayu
- Gagalkan Tambang Ilegal hingga Tagih Utang Pengusaha, Simbara Tambah Setoran Negara Rp 7,1 Triliun
- Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?
- Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani
- Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI
- Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya
- Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?