Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya
JAKARTA, - Capex adalah istilah yang sering muncul dalam pembahasan keuangan perusahaan. Apa itu capex?
Capex adalah singkatan dari capital expenditures. Capex merujuk pada pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam skala besar.
Sederhananya, capex adalah pengeluaran modal yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mengakuisisi, mempertahankan, atau meningkatkan aset fisik yang digunakan dalam operasi bisnis.
Baca juga: Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya
Dalam pengertian lain, capex adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh atau meningkatkan aset tetap yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan.
Capex mencakup pembelian dan pengeluaran yang terkait dengan pembangunan aset fisik seperti gedung, peralatan produksi, mesin, perangkat lunak, dan infrastruktur lainnya.
Selain itu, Capex juga bisa mencakup biaya untuk memperbaiki atau memperbarui aset yang sudah ada di perusahaan.
Dilansir dari Investopedia, capex adalah segala jenis pengeluaran yang dikapitalisasi atau ditampilkan perusahaan di neraca sebagai investasi, bukan di laporan laba rugi sebagai pengeluaran.
Baca juga: Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara
Kapitalisasi suatu aset mengharuskan perusahaan untuk membagi biaya pengeluaran selama masa manfaat aset tersebut.
Besarnya capex yang mungkin dikeluarkan oleh suatu perusahaan bergantung pada industrinya. Beberapa industri padat modal memiliki tingkat capex tertinggi di antaranya industri eksplorasi dan produksi minyak, telekomunikasi, manufaktur, dan utilitas.
Capex dapat dilihat pada arus kas dari aktivitas investasi pada laporan arus kas suatu perusahaan. Beberapa perusahaan lainnya menyoroti capex dengan beberapa cara, misalnya tercantum sebagai belanja modal, pembelian properti, pabrik, peralatan, atau biaya akuisisi.
Baca juga: Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok
Jenis capex
Banyak jenis aset berbeda yang dapat memberikan nilai jangka panjang pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, beberapa jenis pembelian dapat dipertimbangkan sebagai capex.
1. Bangunan
Bangunan dapat menjadi capex yang digunakan untuk ruang kantor, pembuatan barang, penyimpanan inventaris, atau keperluan lainnya.
2. Tanah atau lahan
Capex berupa tanah dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut. Perlakuan akuntansi mungkin berbeda untuk tanah yang khusus dimiliki sebagai investasi spekulatif jangka panjang.
Terkini Lainnya
- Cara Mudah Transfer dari BRI ke Bank Jateng via ATM dan BRImo
- Mengenal Apa Itu Kupon dalam Investasi Obligasi
- Keuntungan dan Risiko Investasi Saham yang Harus Diketahui
- Apa yang Dimaksud Dengan Inklusi Keuangan?
- Telan Biaya Rp 2,2 Triliun, Jalur Ganda KA Bogor-Sukabumi Akhirnya Rampung
- Agresivitas PGN Kembangkan Pasar Gas Bumi di Indonesia Timur
- Sepekan Ini Dana Asing Masuk Rp 570 Miliar ke Indonesia
- Mengenal PPU dalam Kepesertaan BPJS Kesehatan
- Mengenal PBPU dalam Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
- Menabung Bukan Hanya tentang Menyimpan Uang...
- Bank Jago Siapkan 3 Produk "Direct Loan", Apa Saja?
- Ada Penyesuaian, Pemerintah Tetapkan Syarat Perusahaan Pindah Skema Investasi Hulu Migas
- Menimbang Ekspor Sedimentasi Pasir Laut
- Ternyata Ini yang Suka Bikin Proyek BUMN Kena Kasus Hukum
- Selama Sepekan Harga Emas Antam Melonjak Rp 18.000 Per Gram
- Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya
- Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara
- Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok
- Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama
- PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024