Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan
JAKARTA, - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengatakan, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan memengaruhi pertumbuhan minat pada produk deposito.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan memang akan memengaruhi pertumbuhan minat nasabah ke produk deposito. Namun begitu, hal ini tidak akan begitu terasa pada tabungan dan giro.
"Terutama dampaknya itu adalah pada time deposit, deposito, tapi kalau misalnya tabungan sama giro mungkin tidak terlalu impact," kata dia ketika ditemui di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Ia menambahkan, BSI mungkin akan sedikit mengalami kenaikan biaya dana atau cost of fund. Meskipun demikian, hal itu dinilai tidak akan terlalu krusial memengaruhi kinerja perusahaan.
"Karena BSI itu komposisi dana murahnya lebih dari 60 persen, karena kalau bank yang dana murahnya itu cukup kuat itu impact terhadap kenaikan suku bunga acuan tidak terlalu besar," imbuh dia.
Baca juga: BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan
Lebih lanjut, Hery menjelaskan, BSI juga menahan jangan sampai kenaikan suku bunga acuan BI tersebut ditransfer ke suku bunga pembiayaan nasabah.
Itu dapat dilakukan karena kondisi permodalan yang kuat dan rasio likuiditas BSI yang terjaga.
"Belum, saat ini belum (ada kenaikan suku bunga pembiayaan), masih stabil," terang dia.
BSI selalu menjaga laju pertumbuhan dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro. Salah satunya dengan tabungan wadiah, tempat nasabah menempatkan dananya atau minta dikelola oleh BSI tanpa meminta return atau imbalan apapun, dengan Cost of Fund (CoF) hampir 0 persen.
Adapun, dalam menghadapi proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat, Hery bilang, perbankan harus pandai memilih target market yang akan dituju. Seiring dengan itu, pasar syariah masih memiliki target yang sangat luas, karena banyak masyarakat yang belum terlayani.
"Kami tidak ada masalah dengan demand, tetapi masalahnya dari supply, dari kami sendiri," tandas dia.
Baca juga: Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal
Sebagai informasi, BSI melaporkan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 10,43 persen secara tahunan (yoy) mencapai Rp 297 triliun sampai kuartal I-2024. Jumlah tesebut didominasi oleh dana murah.
Jumlah tabungan di BSI tumbuh 8,75 persen dan giro tumbuh hingga 10,52 persen.
Terkini Lainnya
- IHSG Diperkirakan Menguat Terbatas, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
- Apa Itu IPO: Pengertian, Tujuan, dan Keuntungan bagi Perusahaan
- Investor "Serok" Saham di Harga Murah, Wall Street Melaju
- Bertemu Peternak dan Petani Perancis di Paris, Wamentan Paparkan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
- Menhub Budi Sebut Harga Tiket Pesawat Bisa Turun, asalkan Syarat Ini Terpenuhi
- Targetkan Penerimaan Pajak Rp 2.189 Triliun, Keponakan Prabowo Ungkap Strateginya
- [POPULER MONEY] Pinjol Masih Digemari Masyarakat | Penumpang dan Kru Pesawat Trigana Air Selamat
- Kementerian PUPR Bakal Dipecah, Menteri Basuki: Tidak Masalah
- Cara Mudah Transfer Uang dari BRI ke Bank Lain dengan BI Fast
- Pertamina dan Vale Indonesia Kerja Sama Penyediaan Bahan Bakar Ramah Lingkungan
- BFI Finance Tawarkan KPR "Fixed Rate" 10 Tahun untuk Konsumen
- Ditemani Thomas Djiwandono, Sri Mulyani Laporkan Perkembangan APBN ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto
- Rombak Direksi Bulog, Erick Thohir Angkat Wahyu Suparyono Jadi Dirut
- AP I dan AP II Resmi Gabung, Jadi Angkasa Pura Indonesia
- Menteri Basuki Sebut Jokowi Akan Berangkat ke IKN Kamis
- Kementerian PUPR Bakal Dipecah, Menteri Basuki: Tidak Masalah
- Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026
- 81 Unit Bus Listrik Telah Kantongi Sertifikat Registrasi Uji Tipe
- Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar
- Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen
- Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif