BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan
![Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam konferensi pers, Rabu (15/5/2024).](https://asset.kompas.com/crops/ZQNFpFPuPDSHDXgbFovxT-BeJ98=/0x0:0x0/1200x800/data/photo/2024/05/15/6644b26f02b42.jpg)
JAKARTA, - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menerbitkan instrumen enviroment, social, governance (ESG) sukuk pertama di Indonesia berupa Sustainability Sukuk BSI atau Sukuk Mudharabah Keberlanjutan.
Efek syariah dengan aset (kegiatan usaha) yang menjadi dasar (underlying sukuk) ini adalah pembiayaan dengan kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS).
Instrumen ini akan memberikan nilai berbeda bagi investor yakni memberikan manfaat besar dari sisi ekonomi, sosial maupun lingkungan.
Baca juga: Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pada tahap pertama, BSI telah mendapatkan ijin dari OJK melalui POJK No. 18 Tahun 2023 untuk menerbitkan sukuk sebanyak-banyaknya sebesar Rp 3 triliun.
Penerbitan sukuk ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I yang menargetkan bisa menghimpun dana mencapai Rp 10 triliun.
Sukuk berkelanjutan dalam mata uang rupiah ini ditawarkan dalam Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dan diharapkan dapat memberikan kisaran imbal hasil 6,40-7,20 persen untuk jangka waktu 1, 2, dan 3 tahun.
Adapun, untuk tenor satu tahun atau Seri A, imbal hasil yang ditawarkan pada rentang 6,40 hingga 7,10 persen. Selanjutnya, tenor dua tahun atau Setri B menawarkan imbal hasil 6,45 hingga 7,15 persen. Sedangkan, tenor 3 tahun menawarkan imbal hasil 6,5 hingga 7,2 persen.
Sedikit catatan, pembayaran kupon dari sukuk berkelanjutan BSI ini akan dilakukan secara kuartalan.
"Kami ingin menjadi pelopor gitu, memulai. Kalau di bank konvensional itu kan biasanya mereka menerbitkan obligasi, green bond. Kami lebih dari itu, tidak hanya hijaunya, tetapi ada berkelanjutannya," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (15/5/2024).
Ia menjelasknan. sukuk ini masuk kategori sebagai instrumen yang mengedepankan keberlanjutan ekonomi sekaligus kontribusi BSI pada upaya mitigasi perubahan iklim dan mewujudkan pembangunan ekonomi hijau, serta senantiasa memberikan manfaat kepada umat.
Hery bilang, BSI melihat pasar obligasi hijau global dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat dan membaca peluang untuk turut mengembangkan instrumen baru tersebut untuk membiayai proyek-proyek keberlanjutan melalui penerbitan sukuk sustainability.
Di dalamnya, BSI juga akan mengatur pengelolaan dan penggunaan dana, evaluasi dan seleksi proyek serta pengelolaan hasil, serta mekanisme pelaporannya.
Sukuk Sustainability menggabungkan kegiatan usaha ramah lingkungan dan berwawasan sosial, sehingga mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan sekaligus dapat mendorong pencapaian target kontribusi pembiayaan berkelanjutan yang ditentukan secara nasional.
Ia berharap, Sukuk ESG diharapkan dapat diserap investor institusi dan ritel termasuk kalangan muda termasuk Gen-Z.
‘’Instrumen ini dapat dimiliki mulai dari Rp 5 juta per unit sehingga terjangkau oleh kaum muda yang baru belajar investasi,’’ tandas Hery.
Baca juga: Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya
Sebagai informasi, masa penawaran awal akan dilakukan pada 15 Mei 2024 hingga 30 Mei 2024.
Kemudian, masa penawaran umum bakal dilakukan pada 11 Juni 2024 dan 12 Juni 2024. Adapun, pembayaran dari investor akan dilakukan 13 Juni 2024.
Sebagai catatan, data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per September 2023 menunjukkan, saat ini investor pasar modal di Indonesia didominasi oleh milenial dan gen Z dengan usia 30 tahun ke bawah dan 31-40 tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 80 persen.
Per posisi Maret 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp 59,19 triliun yang terbagi atas kategori KUBL sebesar Rp 12,57 triliun dan KUBS sebesar Rp 46,62 triliun.
Baca juga: BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk
Terkini Lainnya
- Di Luar Ekspektasi, Ekonomi AS Tumbuh...
- Cara Cek Nomor Rekening BCA, BRI,...
- Capaian Sertifikasi ISPO Sawit di RI...
- Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Pasar Keuangan...
- Diluncurkan 2025, Penerapan B40 Bakal Hemat...
- DPR: Kenaikan Cukai Perlu Dibarengi Pengawasan...
- Punya “Spark” terhadap Isu Keberlanjutan, Startup...
- Pakai E-Meterai Jadi Lebih Mudah Memanfaatkan...
- Mau Lapor soal Barang Impor Ilegal? Ini Nomor WA dan Emailnya
- Gibran Jawab Kritik Program Makan Bergizi Gratis Pakai Kemasan Plastik
- BTPN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 552 Miliar pada Semester I 2024
- [POPULER MONEY] Satgas Impor Ilegal Razia Pasar | Mengintip Kawasan Industri Terpadu Batang
- Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor
- Cara Mencairkan Saldo TapCash BNI ke Rekening Bank dan ShopeePay
- Panduan Bayar Tagihan IndiHome lewat Tokopedia, Shopee, dan Lazada
- Berkat Kolaborasi, Laba Bank Jago Tumbuh 23 Persen pada Semester I 2024
- Tingkatkan Keselamatan, KAI Tutup 127 Perlintasan Sebidang
- Jokowi soal PP Muhammadiyah Kelola Tambang: Kalau Minat, Regulasinya Sudah Ada
- Asosiasi Sebut Aturan Label BPA BPOM Bikin Puluhan Ribu UMKM Terancam Bangkrut
- Furnitur Sudah Datang, Kantor Presiden Siap Digunakan untuk Sidang Kabinet di IKN
- Gelar Mukernas, Aliansi Pengusaha Konsolidasikan Penguatan Ekosistem Umrah dan Haji
- Jokowi Lepas Ekspor 16.000 Sepatu Buatan Batang ke AS
- PP Muhammadiyah Belum Bentuk Perusahaan untuk Kelola Tambang
- Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar
- Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi
- Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer
- Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste
- Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin