KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu
– KB Bank memberikan pembiayaan kredit kepada para petani tebu Indonesia. Hal ini merupakan realisasi komitmen perseroan dalam mendukung upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Dukungan itu diresmikan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara KB Bank, PT Pabrik Gula Rajawali II (PG Rajawali II—anak usaha perusahaan negara PT Rajawali Nusantara Indonesia/ID Food), dan PT Mata Langit Solusindo (MATA).
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) turut ambil bagian dalam kolaborasi tersebut lewat penyediaan lokasi penandatanganan di Kedutaan Besar (Kedubes) Korsel di Indonesia, Jakarta.
Duta Besar (Dubes) Korea Selatan untuk Indonesia Lee Sang-deok hadir pada sesi penandatanganan kerja sama.
Baca juga: KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil
Selain itu, ada pula Direktur Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indonesia Arief Prasetyo Adi, Chief Executive Officer (CEO) KB Bank Tom (Woo Yeol) Lee, CEO ID Food Frans Marganda Tambunan, CEO PG Rajawali II Ardian Wijanarko, dan CEO MATA Hadi Kurnia.
Dalam pelaksanaan kerja sama, KB Bank berperan memberikan dukungan keuangan produktif kepada lebih dari 5.000 kebun tebu yang dikelola PG Rajawali II. Pembiayaan ini akan menggunakan teknologi keuangan canggih KB Bank.
Sementara itu, MATA akan menyediakan solusi data yang memungkinkan pemantauan kondisi cuaca, kelembapan tanah, jumlah pupuk, dan kesehatan tebu dengan menggunakan teknologi satelit. Perusahaan ini juga akan memberikan perkiraan produksi tebu enam bulan sebelum panen.
Lee mengatakan, penggabungan teknologi keuangan terdepan KB Bank dan keahlian MATA di bidang agrikultur dalam kerja sama tersebut bisa menciptakan solusi keuangan yang tepat bagi para pemangku kepentingan di industri gula Indonesia.
“Kami memiliki komitmen untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan produksi dan menstabilkan harga gula,” kata Lee dalam siaran pers yang diterima , Kamis (16/5/2024).
Ia melanjutkan, KB Bank akan terus berupaya menyediakan dukungan keuangan yang cepat dan lancar kepada para petani, khususnya yang tidak terjamah layanan keuangan. Dukungan ini diharapkan bisa digunakan petani, baik untuk mendukung pertanian tebu maupun ekspansi ke komoditas lain, seperti beras, jagung, dan minyak sawit.
“Hal itu diharapkan dapat mendorong pembangunan masyarakat lokal dan pertumbuhan berkelanjutan di sektor pertanian Indonesia,” jelas Lee.
Pemerintah sendiri menaruh harapan besar pada peningkatan infrastruktur pertanian untuk mendongkrak produksi tebu. Oleh karena itu, perjanjian kerja sama tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai tujuan swasembada gula nasional.
Baca juga: KB Bank Gandeng United Tractors untuk Salurkan Kredit Pembelian Alat Berat
Saat ini, Indonesia masih mengandalkan impor gula dari Thailand, India, dan Australia untuk menutupi kekurangan produksi dalam negeri. Namun, upaya itu terhambat oleh beberapa faktor.
Pertama, tren penurunan kuota ekspor gula dari negara-negara utama akibat konflik di Timur Tengah dan El Nino. Kedua, kenaikan harga gula global.
Dorong produksi gula ramah lingkungan
Kerja sama tersebut tidak hanya bertujuan untuk mendorong produksi gula, tetapi juga guna menekan emisi karbon dalam budi daya tebu. Penurunan emisi karbon pada kebun tebu diyakini memiliki dampak lebih besar daripada tanaman lain.
Oleh karena itu, pemerintah dan KB Bank sepakat untuk mendorong penerapan praktik budi daya tebu yang berkelanjutan melalui proyek sertifikat karbon di masa depan.
Program tersebut sejalan dengan pilar environment, social, and governance (ESG) yang dipegang teguh KB Bank serta nilai-nilai KB Financial Group dan KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali KB Bank.
KB Kookmin Bank sendiri merupakan pemimpin pembiayaan berbasis ESG di Korea Selatan.
Terkini Lainnya
- Aliran Modal Asing Keluar Rp 2,84 Triliun dari RI Selama Sepekan
- IHSG Tumbuh 0,33 Persen Sepekan, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp 12.532 Triliun
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 12 Oktober 2024 di Pegadaian
- Naik Rp 14.000, Cek Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 12 Oktober 2024
- Harga Bahan Pokok Sabtu 12 Oktober 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni
- Kemenko Marves Sebut Multiprovider Avtur Sudah Boleh secara Regulasi, tapi...
- Selama 2015-2024, Pemerintah Kucurkan Rp 609,9 Triliun Dana Desa
- Ekonom Sebut Rencana Penurunan PPh Badan dan Kenaikan PPN Bisa Memperuncing Ketimpangan Pajak
- [POPULER MONEY] Syarat Gaji Penerima FLPP Diusulkan Naik Jadi Rp 12 Juta | "Curhat" Jokowi, Kepuasan Publik terhadap Kinerjanya Anjlok karena Harga BBM Naik
- Pertamina Patra Niaga Sukses Bekali Pemuda Daerah 3T Lewat Program Magang
- BCA Luncurkan Reksa Dana Syariah BISEU
- Topang Pendapatan Kelas Menengah, Kebijakan untuk Ojol Harus Dirumuskan dengan Tepat
- Anak Usaha BPKH Kelola Lima Hotel di Arab Saudi
- Rajawali Nusindo Jajaki Kerja Sama Perdagangan Pangan dan Nonpangan dengan Papua Nugini
- Prabowo Mau Kementerian BUMN Diubah Jadi Mirip Temasek Singapura
- Naik Rp 14.000, Cek Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 12 Oktober 2024
- Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target
- Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi
- Optimalkan Kinerja ke Arah yang Lebih Baik, KPPU Lantik Tiga Tokoh sebagai Dewan Penasihat KPPU
- Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir
- Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang