Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun
![Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan memastikan pinjaman yang dilakukan pemerintah digunakan untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional (PSN), dapat berjalan dengan optimal.](https://asset.kompas.com/crops/jdh7E17zKtSHstbOc2BwRtCHpjc=/100x67:900x600/1200x800/data/photo/2023/10/03/651ba771e15b2.jpg)
JAKARTA, - Surat Utang Negara (SUN) masih diburu oleh investor dari dalam maupun luar negeri. Hal ini terefleksikan dari jumlah penawaran yang lebih tinggi dari target indikatif lelang pada Selasa (14/5/2024) kemarin.
Adapun SUN yang dilelang oleh pemerintah ialah yang dilelang yaitu SPN03240814 (penerbitan baru), SPN12250502 (pembukaan kembali), FR0101 (pembukaan kembali), FR0100 (pembukaan kembali), FR0098 (pembukaan kembali), FR0097 (pembukaan kembali), dan FR0102 (pembukaan kembali).
Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, total penawaran lelang yang diterima atas seri-seri tersebut mencapai Rp 49,42 triliun. Angka ini setara dengan 2,25 kali dari target indikatif yang telah ditetapkan.
Baca juga: Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara
Dari jumlah penawaran yang masuk tersebut, pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp 21,36 triliun. Keputusan ini diambil selaras dengan rencana kebutuhan pembiayaan pemerintah tahun ini..
"Di tengah kondisi wait and see, minat investor masih solid," kata dia kepada , dikutip Rabu (15/5/2024).
Adapun minat investor asing pada lelang SUN juga masih tinggi. Ini terefleksikan dari jumlah incoming bids sebesar Rp 6,38 triliun, di mana mayoritas dari incoming bids tersebut pada seri SUN tenor menengah (5 tahun) sebesar Rp 2,69 triliun atau 42,16 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp 1,9 triliun atau 8,9 persen dari total awarded bids.
Baca juga: PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS pada 2024
Lebih lanjut ia bilang, secara keseluruhan, seri SUN tenor 5 dan 10 tahun masih menjadi favorit investor dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 60,45 persen dari total incoming bids dan 68,57 persen dari total awarded bids. Tercatat incoming bids terbesar adalah pada tenor 10 tahun yaitu Rp 17,43 triliun dimenangkan sebesar Rp 6,05 triliun.
Menurut Deni, tingginya penawaran SUN tidak terlepas dari data perekonomian RI yang positif, tercermin dari posisi cadangan devisa yang dinilai tetap tinggi meskipun berada dalam tren penurunan, yaitu sebesar 136,2 miliar dollar AS pada akhir April 2024.
Dari pasar global, investor sebenarnya menantikan rilis data inflasi AS pada tengah pekan ini. Deni bilang, Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI), yang diperkirakan kembali termoderasi meskipun masih belum dapat mendorong penurunan FFR dalam waktu dekat.
Baca juga: Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat
"Hal ini diperkuat komentar official The Fed sepanjang pekan lalu dan awal pekan ini yang cenderung hawkish," ujarnya.
Sebagai informasi, seiring dengan pasar SBN yang membaik dalam dua pekan terakhir mendorong penurunan Weighted Average Yield (WAY) Obligasi Negara yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini antara 10 sampai dengan 22 bps dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya.
"Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2024, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2024," ucap Deni.
Baca juga: Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian
Terkini Lainnya
- Lampu Kuning Utang Pemerintah yang Kian...
- Jokowi Wariskan "Tumpukan" Utang ke Prabowo,...
- Kena Aksi Ambil Untung, Harga Emas...
- Pemerintah Kumpulkan Rp 25,88 Triliun dari...
- Bank Permata Catat Laba Bersih...
- Mengenal Tipe "Market Order" di Bursa...
- Indonesia Bakal Punya 4 KEK Baru,...
- Sepanjang 2024, Pemerintah Targetkan Investasi KEK...
- Mau Lapor soal Barang Impor Ilegal? Ini Nomor WA dan Emailnya
- Gibran Jawab Kritik Program Makan Bergizi Gratis Pakai Kemasan Plastik
- BTPN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 552 Miliar pada Semester I 2024
- [POPULER MONEY] Satgas Impor Ilegal Razia Pasar | Mengintip Kawasan Industri Terpadu Batang
- Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor
- Cara Mencairkan Saldo TapCash BNI ke Rekening Bank dan ShopeePay
- Panduan Bayar Tagihan IndiHome lewat Tokopedia, Shopee, dan Lazada
- Berkat Kolaborasi, Laba Bank Jago Tumbuh 23 Persen pada Semester I 2024
- Tingkatkan Keselamatan, KAI Tutup 127 Perlintasan Sebidang
- Jokowi soal PP Muhammadiyah Kelola Tambang: Kalau Minat, Regulasinya Sudah Ada
- Asosiasi Sebut Aturan Label BPA BPOM Bikin Puluhan Ribu UMKM Terancam Bangkrut
- Furnitur Sudah Datang, Kantor Presiden Siap Digunakan untuk Sidang Kabinet di IKN
- Gelar Mukernas, Aliansi Pengusaha Konsolidasikan Penguatan Ekosistem Umrah dan Haji
- Jokowi Lepas Ekspor 16.000 Sepatu Buatan Batang ke AS
- PP Muhammadiyah Belum Bentuk Perusahaan untuk Kelola Tambang
- Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya
- Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara
- Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok
- Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama
- PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024