OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

JAKARTA, - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga stabil dengan kinerja intermediasi yang kontributif.
Kondisi tersebut didukung oleh likuiditas yang memadai dan tingkat permodalan yang kuat di tengah peningkatan ketidakpastian global. Hal ini karena adanya ketegangan geopolitik dan trajectory penurunan inflasi yang berada di bawah ekspektasi pasar, sehingga menimbulkan tekanan di pasar keuangan internasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, pada perekonomian domestik, inflasi inti mengalami peningkatan yang mengindikasikan pemulihan permintaan dalam periode pemilihan umum (pemilu) dan bulan Ramadhan.
Sektor manufaktur juga mengalami peningkatan kinerja, didorong oleh naiknya volume pesanan dan produksi baru.
Baca juga: Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI
"Penguatan tersebut terefleksi dari peningkatan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 menjadi 5,11 persen secara tahunan. Dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV-2023 5,04 persen," kata dia dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, Senin (13/5/2024).
Ia menambahkan, hal itu terutama didorong oleh peningkatan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh 24,3 persen dan konsumsi pemerintah sebesar 19,9 persen.
Ke depan Mahendra bilang, perlu dicermati pula potensi normalisasi pertumbuhan ekonomi seiring telah berakhirnya periode pemilu dan Ramadan di tengah berlanjutnya normalisasi harga komoditas yang menekan pertumbuhan ekspor.
Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), PDB melambat sebesar 1,6 persen secara kuartalan yang merupakan penurunan terendah dalam dua tahun terakhir. Ini disebabkan oleh peningkatan impor yang signifikan.
Meskipun demikian, kinerja ekonomi AS masih menunjukkan tanda-tanda penguatan yang lebih tinggi dari ekspektasi. Hal ini mendorong kembalinya ekspektasi suku bunga high/er for longer sehingga pasar memprediksi probabilitas pemotongan Fed Funds Rate (FFR) semakin menurun.
Berbeda dengan The Fed, Europan Central Bank (ECB) dan Bank of England (BOE) dihadapkan dilema antara pertumbuhan yang rendah dan inflasi yang masih tinggi di Kawasan Eropa. Namun demikian, pasar mengekspektasikan BOE dan ECB akan memilih menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan.
Di China, rilis beberapa kinerja ekonomi di atas ekspektasi pasar meskipun masih terjadi pelemahan permintaan domestik sehingga pemerintah masih cenderung menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif.
"Memang kondisi global tidak mudah dan memang dalam waktu dekat belum akan semakin mudah, sehingga kita tentu siap, antisipatif sehingga stabilitas sektor jasa keuangan maupun tiap bidang dan industri dapat terjaga baik," tandas Mahendra.
Baca juga: OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit Double Digit
Terkini Lainnya
- BPS: Produksi Beras Januari-Maret Tahun 2025 Berpotensi Meningkat
- PLN Resmi Terlibat dalam Perdagangan Karbon Luar Negeri untuk Dukung Mitigasi Perubahan Iklim
- Naik Lebih dari 30 Persen Tahun Lalu, Bagaimana Prospek Investasi Emas pada 2025?
- BPJS Kesehatan Luncurkan Program New Rehab 2.0, Peserta Bisa Fleksibel Mencicil Tunggakan Iuran
- Percepat Ekspansi LNG di Riau dan Sumsel, CGAS Gandeng Odira Energy
- Harga Referensi Minyak Sawit Melemah karena Permintaan India Turun
- Harga Beras Naik pada Januari 2025 dari Penggilingan hingga Eceran
- OJK Sebut Aturan Asuransi Kendaraan Listrik Belum Tentu Terbit Tahun Ini
- Nilai Tukar Petani Naik 0,73 Persen pada Januari 2025
- Kini Peserta BPJS Kesehatan Bisa Fleksibel Cicil Tunggakan Iuran
- Bagaimana Prospek Harga Bitcoin Usai Trump Terapkan Tarif Impor?
- Soal Putusan MK Terkait Pembatalan Klaim Sepihak, OJK: Ada Perbaikan Penjanjian
- "Gerah" dengan Kebijakan Tarif Trump, China dan Kanada Siapkan "Balasan"
- PP Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor Belum Terbit, OJK: Kami Akan "Follow Up"
- Diskon Tarif Listrik Jadi Penyumbang Utama Deflasi Januari 2025
- Imbas Banjir Grobogan, 30 Perjalanan KA Semarang-Surabaya Dialihkan hingga 5 Februari
- Harga Kripto Merosot Imbas Trump Terapkan Tarif ke Kanada, Meksiko, dan China
- Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan
- OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"
- IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah
- Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta
- Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...