Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi
– Civitas akademika Politeknik Tridaya Virtu Morosi (PTVM) menyambut baik kedatangan Komisaris Independen Bank Central Asia (BCA) Cyrillus Harinowo untuk memberikan kuliah umum bertema “Ekonomi dan Hilirisasi Nikel di Indonesia”, Senin (13/5/2024).
Kehadiran Cyrillus Harinowo pun disambut dengan antusiasme tinggi oleh para mahasiswa. Selain membahas berbagai topik penting yang relevan dengan perkembangan hilirisasi industri di Tanah Air, kuliah umum tersebut juga menyoroti peran mahasiswa dalam mendukung hilirisasi.
Dalam sambutannya, Direktur PTVM Dr Ing Yuliadi Erdani MSc IPU mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi salah satu langkah penting untuk mendukung perkembangan akademik profesional bagi para mahasiswa.
“Mendikbudristek menegaskan bahwa gelar tidak menjamin kompetensi, kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya, dan akreditasi tidak menjamin mutu. Kutipan ini sangat inspiratif bagi kami,” ujar Dr Ing Yuliadi.
Baca juga: Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?
Oleh sebab itu, lanjut dia, PTVM mengedepankan sistem pengajaran berupa teori, praktik, magang industri, dan factory teaching. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lulusan yang tidak hanya berkompeten secara akademik, tetapi juga berkarakter dan siap berkarya.
Kehadiran PTVM sendiri telah mendapat sambutan positif dari masyarakat Konawe, Konawe Utara, dan Kota Kendari. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah mahasiswa yang mendaftar dari tahun ke tahun.
“Oleh sebab itu, inovasi dan kreativitas dalam meningkatkan kualitas mahasiswa terus dilakukan. Salah satunya melalui kuliah umum yang diisi oleh para pakar seperti hari ini,” kata Dr Ing Yuliadi.
Pada sesi tanya jawab kuliah umum, Cyrillus Harinowo atau yang lebih akrab disapa Hari, mengatakan bahwa Sulawesi Tenggara kini menjadi pusat perhatian dunia dalam pengembangan industri nikel dan hilirisasinya.
Baca juga: Dorong Generasi Muda Berkualitas, PT GNI Salurkan Beasiswa untuk Warga Sekitar Wilayah Industri
Adapun hilirisasi yang dimaksud adalah pemurnian mineral untuk mendapatkan nilai tambah dari hasil tambang.
“Ambisi pemerintah untuk menjadikan Indonesia pemain penting dalam ekosistem kendaraan listrik membuat hilirisasi nikel, yang merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik, menjadi sangat penting. Ini berdampak positif bagi perekonomian negara,” tutur Hari.
Hari menambahkan bahwa hilirisasi tidak hanya meningkatkan rantai pasok produksi, tetapi juga menyelamatkan komoditas bijih nikel dari fluktuasi harga. Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berkat hilirisasi nikel.
“Alumni PTVM memiliki peran penting dalam memanfaatkan ilmu mereka untuk membangun industri hilirisasi Indonesia. Dampak ekonomi hilirisasi nikel di Sulawesi Tenggara pun sudah mulai dirasakan, dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada 2022 dan 2023,” jelas Hari.
Baca juga: Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Konferensi Onkologi Medik Terbesar di Dunia
Selanjutnya Hari menegaskan bahwa program hilirisasi nikel dapat membawa Indonesia masuk dalam peta investasi global dan mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
“Keberhasilan program hilirisasi industri adalah kunci bagi Indonesia untuk menjadi raksasa ekonomi global,” ujarnya.
Mengakhiri agenda tersebut, pimpinan PTVM Prof Dr H Hanna M.Pd mengatakan, kuliah umum yang disampaikan oleh Hari diharapkan dapat memberi pemahaman lebih dalam terkait hilirisasi bagi para mahasiswa.
"Harapannya mahasiswa dapat memahami bahwa hilirisasi tidak hanya dari segi material. Pada masa depan hilirisasi akan menjadi sangat penting dalam dunia bisnis karena dapat meningkatkan nilai tambah produk, membuka peluang pasar yang lebih luas, dan memberikan keuntungan ekonomi. Proses (hilirisasi) ini juga menciptakan lapangan kerja baru dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah,” ujar Hanna.
Terkini Lainnya
- BEI Bakal Tambah Daftar Saham Sesi Prapembukaan, Ini Penjelasannya
- Kenaikan UMP 6,5 Persen: Meningkatkan Produktivitas atau Membebani Dunia Usaha?
- [POPULER MONEY] Anak Buah Sri Mulyani Pastikan PPN 12 Persen Berlaku 2025 | Ini "PR" Besar RI: Penciptaan Lapangan Kerja
- Efek Trump, Indonesia Kebanjiran Investor Asal China
- J&T Express Undang 500 UMKM Bahas Inovasi Bisnis hingga Pembiayaan Logistik
- Catat, Ini 97 Pinjol Resmi Berizin OJK Berlaku Desember 2024
- Program Balappoin UMKM Jempolan, Strategi Bank Mandiri Bantu UMKM Lokal “Go International”
- DPR Apresiasi Peran BNI Bangun Ekonomi Daerah
- Gencarkan "UMKM BISA Ekspor", Kemendag Gelar Pekan Pengembangan Ekspor di Jatim
- Kementerian UMKM: Struktur Ekonomi Indonesia 99,99 Persen dari UMKM
- Sudah 39,7 Juta KL, Pertamina Target Penyaluran BBM Subsidi 48,6 juta KL di Akhir 2024
- Belum Dibahas di Kabinet, Isu Pembentukan Kementerian Penerimaan Negara Masih Jadi Sorotan
- Beberkan Tugas Satgas Pengawasan Impor, Cak Imin: Bisa Usul Perubahan Regulasi ke Presiden
- Temuan Besar Potensi Migas di Indonesia Bagian Barat Capai 4,3 Miliar Setara Minyak
- Komisi V DPR Ramai-ramai Minta Menteri PKP Bikin "Blueprint" 3 Juta Rumah
- Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah
- Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket
- Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja
- Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024
- Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi